Selasa, 17 Juli 2012
Kepaksian Belunguh: Sejarah Paksi Pak Sekala Brak
Sumber : Ina Dalom Yusnani Barlian Jaya
Dilampung
Jatuhnya Kerajaan Sekala Brak Berdirinya
Paksi Pak dan
Penyebaran Penduduk Sekala Brak Ke Penjuru Lampung.
BATU KEPAMPANG : Tempat Eksekusi Pemenggalan Kepala zaman Sekala Brak Kuno |
Sedikit cuplikan dari buku Sultan Ratu
Pikulun yang berjudul Sekala Brak Asal Usul Suku Bangsa
Lampung. Tersbutlah kisah,
beberapa anak raja – raja di Pagaruyung ( Sumatera Barat) merantau untuk
mengembangkan
Agama Islam, dan setelah bertahun tahun – tahun empat orang diantaranya,
secara
kebetulan bertemu di Puncak Gunung Pesagi terletak dalam Kerajaan Sekala
Brak, yang
dihuni oleh Suku Tumi beragama Budha, mereka itu ialah : 1.Umpu
Blunguh, 2.Umpu Pernong, 3.Umpu ( Bejalan
) Diwai 3.Umpu nyerupa . Umpu berasal dari kata “ampu” dan ampu itu
tertulis di
Batu Tulis Pagaruyung, bertanggal Tahun 1356 Masehi. Ampu Tuan ialah
sebutan
bagi anak - anak Raja Pagaruyung ( tuturan Pun di Belalau berawal dari
singkatan
Ampu). Dipuncak gunung Pesagi, ini mereka berempat berembuk, bagaimana
cara akan
mengIslamkan seluruh penghuni Kerajaan itu, dengan berkesimpulan akan
dilakukn
secara damai (dakwah), tetapi kalau tidak berhasil terpaksa dilakukan
walaupun
dengan peperangan, untuk itu membentuk, Suatu Kesatuan yang diberi nama
Paksi Pak
dengan anggota - anggotanya terdiri dari mereka yang telah dimasukkan
dalam
agama islam andaikata terpaksa mengadakan peperangan nantinya bisa
dimenangkan
oleh Paksi Pak, maka Tanah Bumi Sekala Brak akan dibagi empat, dan
masing -
masing mereka akn menjadi Raja. Setelah mengadakan perembukan mereka
sama -
sama berdo'a, kepada Tuhan yg Maha Kuasa demi tercapainya maksud mereka.
Yang
mana mereka masing –masing mendapat ilham sebagai berikut , 1. Umpu
Belunguh akan
menjadi Raja yang mempunyai banyak harta, 2. Umpu Pernong akan menjadi
Raja turun
temurun dan diberi sifat cerdik, 3.Umpu Bejalan diWay akan menjadi Raja
gagah
perkasa, 4. Umpu Nyerupa akan menjadi Raja yang mempunyai banyak Rakyat.
Inilah
asal mula gunung pesagi menjadi gunung Pertapaan, yang banyak mendapat
kunjungan dari segala pelosok daerah Lampung.
Keempat umpu itu turun dari Gunung Pesagi
tinggal di pinggiran kota
dijelaskan bahwa seorang gadis bernama si bulan dianggap mereka sebagai
saudara
kandung dan banyak memberi bantuan kepada mereka, besar kemungkinan
mereka itu
tinggal dirumah gadis itu dan dianggap sebagai anak anaknya sendiri
karna
tujuan mereka semula menyebarkan agama islam, maka dengan tekun mereka
mengadakan dakwah dakwah. Pada mulanya dilakukan secara sembunyi
sembunyi
tetapi setelah banyak pengikutnya secara berterang terangan. Jadi sekala
berak
pada waktu itu terdiri dari dua macam agama, yaitu agama hindu budha dAn
agama
islam yang mereka beri nama golongan Paksi Pak, setelah dipinggaran rata
rata
memasuki agama islam dan mulai meluas ke jantung ibu kota, maka Raja
Sekala Brak
yang bernama Umpu Searumong menganggap agama baru itu dapat menggoyahkan
kedudukanya sebagai raja, menganggap empat orang umpu umpu berserta
pengikutnya
(paksi pak) sebagai lawan berbahaya dan perlu secepatnya ditumpas. Maka
terjadilah peperangan antara pasukan kerajaan dengan pasukan paksi pak
tetapi
karena rakyat sudah banyak beragama islam dan banyak pula belum masuk
tetapi
telah bertekad memasukinya, maka jumlah kedua belah pihak dapat
dikatakan
seimbang, dan peperangan berjalan dengan sengit, si bulan meskipun ia
hanya
seorang gadis turut pula bertempur dengan gagah berani menambah
menghebatnya
peperangan itu setelah pasukan menderita banyak korban lantas
mengundurkan diri
tetapi terus dikejar ke arah bedudu dan belampau, didekat kampung bedudu
tempatnya makam Umpu Sekarumong nama makam jerambai bersama anak
angkatnya dari
liba haji, dan didekat kampung belampau terletak makam manik, nama makam
kejutai masih keluarga dari umpu tersebut. Dari belampau pasukan
kerajaan
mengudurkan diri ke pekon awi dan disini mereka cerai berai tidak dapat
bertahan lagi, sebagian diantaranya menyerah dan sebagian lagi lari ke
arah ke
pesisir kerui, mendirikan perkampungan perkampungan menempati daerah
penggawa
lima, yaitu kampung kampung Pedada, Bandar, Negri, Perpas, Menyancang
yang
kemudian dapat di taklukan oleh “Lemia Ralang Pantau “ yg datang dari
arah
Ranau dengan bantuan lima orang penggawa dari Paksi Pak, dari lima
penggawa
inilah terjadinya nama daerah itu penggawa lima sebab kemudian mereka
berlima
tinggal menetap di daerah yg telah ditaklukanya, setelah selesai
peperangan
mereka yang datang menyerahkan diri diterima oleh keempat umpu itu, dan
setelah
diislamkan diberi kedudukan dalam pemerintahan yang layak, Pohon melasa
kepampang pujaan suku tumi itu disuruh tebang, kayunya dibuat “pepadun”
menyerupai bangku tempat duduk, penebangan kayu melasa kepampang pujaan
suku
tumi itu adalah simbol penggantian agama budha dengan agama islam, dan
jatuhnya
kekuasaan tumi di daerah ini untuk tidak terlalu mengecewakan mereka,
maka
bangku itu dipergunakan sebagai singgahsana, tempat melantik kepala
kepala suku
yang datang menyerah pada kedudukanya semula, atau mengangkat mereka
yang telah
berjasa membantu dalam peperangan kemudian dipergunakan pula untuk
mengislamkan
mereka yg datang menyerah secara perorangan sama halnya dengan waktu
“gigilang”
di banten tempat Sultan Hasanudin bersemayam memasukan orang orang
kedalam
agama islam pada tahun 1501 sangkerta atau tahun 1579 masehi. Kemudian
setelah
seluruh rakyat memasuki agama islam pepadun itu hanya dipergunakan untuk
menobatkan raja raja Paksi Pak dan keturunanya saja. jadi pepadun melasa
kepampang inilah pepadun yang pertama di daerah Lampung. Dan demikianlah
asal mulanya
kayu yang dipergunakan untuk keperluan itu serta sebab musababnya
diciptakan.
Perbatasan tanah bumi Paksi Pak keseluruhanya sebagai berikut :
“ Dari selalau (pantai kerui) terus keselatan, mendapatkan
tanjung cina naik bukit sawah atau ( bukit barisan ) turun di batu
sigawan,
menyeberang wai semangka, naik tikor berak, membelah tikor berak,
mendapatkan
bukit begelung terus ditangkit keba, menuju pondok puar kebenatan,
mendapatkan
kubu gayau menuju garis keulu mayus, terus kebukit ciguk, memutuskan air
kiwis,
naik pematang berpala terus di kaur tebak, menyebrangi danau ranau,
milir
menurut bukit sawa ketebu tigantung ulu menulah sampai ke kuala tanjung
sakti
dari tanjung sakti terus ke kuala stabas sampai di selalau” . Lagi
disini jelas
bahwa perwatasan Sekala Brak atau Paksi Pak tersebut hanya meliputi
seluas x kewidanaan
kerui saja. Kita tidak boleh menganggap daerah demikian itu terlalu
kecil
sebagai bentuk suatu kerajaan, karna luasnya hampir sama dengan x
kesultanan
kesultanan di sumatera utara atau kesultanan kesultanan di malaysia.
Kalau ada keistilah keratuan keratuan di perbagai daerah
lampung seperti ratu dipuncak, ratu di balau, ratu dipugung dan ratu
pemanggilan, tentulah penjelmaan keratuan itu sebagai kelanjutan dari
perkembangan orang orang dari sekala berak yg menghiliri sungai sungai
dan
mendirikan tempat tinggal menjadi kampung kampung yg besar dn akhirnya
dari
beberapa puluh kampung itu membentuk suatu kerajaan kecil yg berdiri
sendiri
dengan nama kedatuan atau sebutan kedaton untuk rumahnya kemudian
meningkat
sebagai keratuan dengan sebutan keraton kemudian daerah paksi pak dibagi
dan
masing masing umpu berkuasa dalam lingkungan daerahnya selaku raja yaitu
: Umpu
Belunguh dapat bagian daerah buay belunguh dengan ibu negeri kenali
(sekarang
ibukota kecamatan Belalau), Umpu Pernong dapat bagian buay pernong
dengan ibu
negri hanibung atau Batu Brak, Umpu Jalan diWai dapat bagian Buay jalan
diwai
dengan ibu negeri puncak kemudian berbentuk marga kembahang, Umpu Nyerupa pembagian daerah buay nyerupa
dengan ibu negri Tampak Siring kemudian berbentuk Marga Sukau, Si bulan di beri pembagian cenggiring way
nerima, tetapi kemudian si bulan meninggalkan daerahnya hingga daerahnya
itu
digabungkan dengan daerah Umpu Pernong.
Perincian perwatasan daerah masing masing umpu sebagai
berikut, Tanah bumi umpu belunguh seluruh kecamatan sumber jaya dan
sebagian
besar kecamatan belalau, tanah bumi umpu pernong sebagian dari kecamatan
belalau sebagian dari kecamatan pesisir tengah dan kecamatan pesisir
selatan, tanah bumi jalan diwai hanya sebagian
kecil
dari kecamatan belalau, tanah bumi umpu nyerupa kecamatan balik bukit
dan
kecamatan pesisir utara serta sebagian pesisir tengah, kemudian masing
masing
umpu itu memimpin anak buahnya dengan adil dan bijaksana membentuk adat
yang
tentunya sejalan dengan hukum sarak dengan menyertakan adat lama yg
masih dapat
dipakai serta mengutamakan undang undang minangkabau” pepatih sebatang
yang
sampai tahun 1865 masih berlaku di kerui meskipun kedudukan tertinggi
ialah
raja atau saibatin didalam kebuayanya, tetapi untuk menetapkan sesuatu
yang
dianggap penting keempat umpu umpu itu selalu bermusyawarah sehingga
semua adat
yg berlaku di empat daerah itu seragam. Adat jujur yg telah ada sejak
dahulu
tidak diganggu gugat malahan disempurnakan. Marga buay Belunguh
mempunyai
Lambang Paku Rura” dilom lungup ” subur sejahtera. Kerajaan Sekala Brak
adalah
satu kerajaan makmur, tangguh, bijaksana dn temashur kemana mana berdiri
diatas
kaki sendiri dengan lambang cambai mak bujunjungan”.
PENYEBARAN PENDUDUK
Mengenai Penduduk Buay Belunguh dan sekitarnya yang tersebar
kedaerah Jambi atau kota
kabupaten tersebut bernama Kenali (Kenali Besar adalah
salah satu
kelurahan
di Kecamatan
Kota
Baru ). ex Marga Buay Belunguh
juga diantara Palembang
deng Jambi ada Perkebunan bernama Belalau. Kedaerah Semangka : kemudian
orang -
orang yang turun dari Pegunungan ke Lampung Selatan, sampai di Teluk
Semangka
mendirikn pula kampong kampung yang disebut lampung pesisir dan pada
zaman
pemerintahn Belanda menyusul perpindahan secara besar besaran, yaitu
orang yang
berasal dari Liwa dikepalai oleh kepala Adatnya mendirikan kampung
Negara Batin,
kemudian yang berasal dari suoh mendirikan kampong - kampung: Bandar,
Sukabumi,
Way Liwok serta Bandar Kejadian, serta Tingos. Bahkan Paman Sai Batin
Pangeran
Jaya diLampung pindah menggabung di Kampung Kagungan ex Marga Buay
Belunguh
Kota Agung.
Ketika terjadi Gempa Bumi besar meletusnya Bukit Bata diSuoh
pada tgl 23 Juni 1933, mengalir pula rombongan
orang orang yang pindah ke Lampung Pesisir, dari Suoh mendirikan Kampung
Karang. Dari Batu Brak dan Kenali mendirikan kampung Kenyangan dan
Susukan. Adapula
juga berasal dari Kenali dan Liwa pindah ke Talang Padang dan Pagelaran,
bahkan di daerah Waya Telah
berdiri empat kampong berasal dari Kenali dn Liwa (dua kampung termasuk
dalam
daerah Lampung Selatan dan dua kampung Lagi termasuk dalam daerah
Kabupaten
Lampung Tengah). Ke Kuripan dan Kaliandak
: di ex Marga Legun dan Kuripan Kaliandak, juga di Gedung Pekuon Teluk
Betung yang
telah merupakan kampong ialah anak anak dari Umpu Junjungan Sakti dari
Buay Belunguh
Kenali. Kedaerah Menggala keturunan marga Buai Bulan di Menggala berasal
dari
keturunan si Bulan yang dianggap saudara kandung oleh Paksi Pak dan
meninggalkan
tanah pembagiannya di cenggiring way nerima. Ke Pesisir Krui, keturunan
Penggawa
Lima dari Belalau (paksi Pak) bersama sama dengan keturunan Suku Tumi yg
telah
dikalahkan, mereka tinggal di kampong kampong Pedada, Bandar, Negeri,
Perpas,
Menyancang. Di ex Kewidanaan Way Kanan ada pula marga marga yg bernama
Semenguk, Asal usul semenguk dan baratdatu itu dari dataran Menguh Buay
Belunguh
Kenali Kecamatan Belalau sekarang, dataran Menguk di Belalau itu sudah
menjadi hutan
tempat peladangan, dan banyak diketemukan batu batu bekas bekas tiang
rumah dan
siring siring peninggalan zaman dahulu tak dapat dipungkiri daerah ini
zaman
dahulu tempat beberapa kampong kampung besar, bambu berasal dari menguk
dianggap penduduk sekitar kenali sebagai bambu terbaik untuk dibuat
Bahan
Serdam ( suling bambu cara Lampung belalau).
Dari Umpu Pernong / Buay Kenyangan, 1. Sebagian dari ex Marga
Suoh yang pindah k Semangka. Sebelum dan sesudah gempa bumi besar tahun
1933. 2.
ex Marga Banding Agung di Ranau. 3. Kampung Kenyangan di Kecamatan
Kotaagung. 4.
Kampung Kandang Besi di Semangka. 5. Marga Paku Sengkunyit di Martapura.
dan
6.Di Pesisir Selatan Krui. Dari Umpu Nyerupa Sukau. 1. ex Marga Liwa
Kecamatan
Balik Bukit. 2. ex Marga marga : Gunung Kemala,Pedada, Bandar, Laai dan
Pugung.
3. Kampung Komering Agung di ex Marga Nerupa Lampung Tengah. 4. Dan
banyak pula
merupakan kampong di Lampung Selatan. Dari Umpu Jalan Diwai / Kembahang,
1. ex
Marga Ngambur Tembulih di Pesisir Selatan Krui, 2. Keturunan Naga
berisang di
Pekuon Ratu (Kecamatan Pekuon Ratu). 3.ex Marga Tanjung Jati di Ranau.
4. Kampung
Kembahang di Kota Agung Semangka.
Untuk lebih jelasnya mengenai Pepadun adalah Melasa Kepampang
( Pohon nangka yang bercabang kayu Sebukau yang disembah sembah Suku
Tumi karna
dianggap suatu yang luar biasa, sementara kalau dimakan salah satunya
akan keracunan
dan penawarnya dimakan yang satunya (cabang) dan setelah masuknya Paksi
Pak
atau menyebarnya Agama islam oleh 4 umpu anak Raja Pagaruyung. Maka
ditebanglah
Melasa Kepampang itu dan dijadikan Tempat duduk yang selama ini dianggap
Tuhan
oleh bangsa Tumi itu.
_ saya posting guna menambah pengetahuan kita dalam memahami eksistensi
sejarah peradaban Lampung pada Umumnya _ Salam... Tabik... _
No comments:
Post a Comment