Thursday, 26 July 2012

sriwijaya awal

Minggu, 27 November 2011

Perbincangan Mengenai Sekala Bgha

Baru baru ini saya dapatkan perbincangan hangat di facebook mengenai kaitan Sekala Bgha dengan Sriwijaya:

( foto ini : pada Januari 2011 kapal pesiar Odessy Clipper asal Amerika Serikat yang membawa 103 wisatawan mancanegara merapat di pantai Krui, lalu menyinggahi Gedung Dalom kepaksian Pernong Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Bekhak, disuguhi beragam khas seni tradisi Sekala Brak, Nyambai, Silat, Tari2an, Hadra dan perbincangan dengan Dalom Putri Regina Pernong. )

Muhammad Harya Ramdhoni :
( Sutan Pangeran Indrapati Cakranegara, Marga Liwa )

"Sebelum tahun 683 Masehi, ibukota Sriwijaya terletak di daerah pegunungan agak jauh dari Palembang.Tempat itu dipayungi oleh dua gunung dan dilatari sebuah dangau.Itulah sebabnya Sailendra dan keluarganya disebut Raja Pegunungan atau "family of the King of the Mountains (Sailendravarmsa)". Mereka memiliki hubungan kerabat dengan bangsawan Tamil Chola dan bangsawan Nepal" [Lawrence Palmer Briggs,... "The Origin of the Sailendra Dynasty Present Status of the Question", Journal of the American Oriental Society, Vol. 70, No. 2, Apr-Jun 1950:78].

: Ini jurnal tahun 1950.Lawrence Palmer Briggs sang penulis adalah ahli Sriwijaya dan Khmer.Dia bilang dicatatan kakinya di jurnal itu bhw yg dimaksud "dipayungi dua gunung dan dilatari sebuah dangau" terletak di Karesidenan Lampung,Sumatera Selatan.Tak disebut nama Liwa disitu tp mana lagi tempat di Lampung yg memiliki dua gunung bersebelahan dan sebuah dangau (danau) selain Lampung Barat yaitu G.Pesagi dan G.Seminung + Danau Ranau?Setelah itu menurut Lawrence ibukota Sriwijaya pindah ke Minanga (Komering sekitar tahun 670 M),kemudian ke Palembang setelah penyerbuan besar2an di bawah pimpinan Dapunta Hyang Sri Jayanga (683 M) dan terakhir setelah dihancurkan oleh sepupu mereka sendiri yaitu kerajaan Cholamandala, Sriwijaya pindah ke Jambi (akhir abad 12 M).Kesimpulannya Sriwijaya memiliki 4 ibukota berbeda selama kurun waktu hampir 500 tahun: dataran tinggi Sekala Bgha-Minanga-Palembang-Jambi.

Sayangni,unyinni data ttg SB ( Sekala Bgha) khik Sriwijaya makngedok di Indonesia.Tiyan [pihak kolonial] khadu ngusung naskah2 kham mit Eropa.Mak heran WS Rendra betungga jama patung kuno jak Sekala Bgha di Zurich,Swiss atau wat juga naskah kuno SB di Berlin.Sejarah SB khik Sriwijaya sejarah sai tuha + purba jak zaman tumbai.sejarah peradaban Nusantara jak 2.000 tahun lalu.khadu mesaka nihan.Tugasni kham sai ngukha ngakuk naskah2 kheno scr sabar kik terencana.sebagai alat bukti jama tiyan sai bareh.wat masani kanah Sekala Bgha haga cakak luwot di zaman kham.Insya Allah.

>> ( Saat Pun Harya Ramdhoni Menginap di kediaman WS Rendra) Semalam nginap di kediaman mendiang WS Rendra. saya takjub ternyata rumah beliau adlh rumah adat Lampung Sai Batin yg langsung dipesan dari Lampung. Beliau ternyata punya perhatian besar kpd Lampung & tamadunnya. Sepertimana Rendra pernah berujar:"Lampung adalah masa dpn Indonesia!"Puluhan tahun sblm novel PPH terbit,mendiang WS Rendra & istrinya Ken Zuraida yg seorang arkeolog telah memulai riset tentang Sekala Bgha. Beliau ber2 bkn skadar tahu ttg Sekeghumong sbg jurai terakhir Sekala Bgha lama namun jg menemukan fakta2 seputar kerajaan purba itu. Pasangan suami istri pecinta sejarah Nusantara itu bahkan mencari data ttg Lampung & Sekala Bgha hingga museum Zurich dì Swiss dan perpustakaan Berlin. Bagi alm Rendra & Mbak Ken Zuraida Sekala Bgha & Lampung adalah sejarah yg mempesona & mencengangkan.

Dr. Rina Martiara
( Dosen Seni Tari ISI Jogja )

Ada beberapa pendapat tentang Sakala Bhra (salah satunya dari Arlan Ismail, dalam buku Periodisasi Sejarah Sriwijaya, 2003, yang mengatakan: Sakala Bhra menunjukkan pada identitas suku bangsa yang menempati satu tempat di lembah utara gunung seminung, yang merupakan basis wilayah Sriwijaya Pemula. Mereka mengenal diri mereka sebagai wangsa SAKALA BHRA (Purba). Sakala berarti "Titisan" dan BHRA berarti "yang mulia". Jadi Sakala Bhra berarti "Titisan Dewa". Catatan dari saya (Rina): Perhatikan arti Sakala dan Niskala dalam bahasa Bali, jadi tulisan Brak seharusnya tetap dipahami sebagai Bhra, karena kadang orang menuliskannya menjadi "Berak' --yang seringkali diartikan sebagai kata kerja untuk membuang hajat besar--

3 komentar:

  1. Dari Dulu kali, orang lampung itu sebenarnya dalah SRIWIJAYA..
    BalasHapus
  2. berarti anda belum baca artikel seutuhnya.. coba baca lagi di Label " Sejarah Kerajaan " seutuhnya dan silahkan share selanjutnya,disini,, kita sam2 berbagi
    BalasHapus
  3. kaget baca perhatian WS Rendra nya
    BalasHapus

No comments:

Post a Comment