Monday, 24 September 2012
Budaya Masyarakat Krui Mengelola Repong
Budaya Masyarakat Krui Mengelola Repong Feb 25, '08 4:31 AM
untuk semuanya
Repong damar bagi masyarakat Pesisir Krui berarti kebun damar, merupakan sebidang lahan pertanian yang diatasnya tumbuh beraneka ragam jenis tanaman produktif dan umumnya terdiri dari tanaman keras terutama pohon damar. Resin atau getah lengket yang keluar dari pohon damar merupakan bagian yang dimanfaatkan dari tanaman ini. Dalam sejarahnya diketahui bahwa pengelolaan repong damar oleh masyarakat Pesisir Krui telah dilakukan sejak Zaman Belanda.
Orang Krui mengenal pohon damar berdasarkan warna kulit batang (damar merah, damar putih,damar hitam) dan warna getah yaitu damar batu getahnya berwarna merah kehitam-hitaman dan damar mata kucing ( Shorea Javanica) berwarna kuning beningDidaerah penghasilnya damar digunakan sebagai bahan penerangan,mendempul perahu juga diperdagangkan sebagai dupa,bahan pewarna,perekat dan obat.
Perpaduan hutan dengan kegiatan pertanian
Aktifitas penanaman tidak berhenti setelah selesai masa tanam padi dan palawija tetapi dilanjutkan dengan penanaman pohon repong yang hingga berproduksi dapat mencapai umur sekitar 25 tahunan. Perpindahan ke ladang yang baru akan dilakukan kemudian.
Proses pengembangan repong damar dalam hitungan tahun dan istilahnya
Tahun 1 Darak
Pembukaan dan pembakaran vegetasi petak lahan bisa hutan rimba,belukar atau alang-alang) dan penanaman padi pertama ditambah sayuran dan buah-buahan seperti pisang dan pepaya. Tahap ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan subsisten dan mendapatkan penghasilan tunai.
Tahun 2 Kebun
Penanaman padi kedua dan penanaman kopi diantara padi, dengan tujuan komersil dimana hasil produksi kopi dapat dijual dan menghasilkan uang tunai.
Tahun 3- 7 atau 8 Repong Damar
Penanaman padi tidak dilakukan lagi tetapi berganti penanaman bibit damar ,buah-buahan,tanaman kayu dan lain-lain di antara sela-sela tanaman kopi.
Tahun 8 sampai 20 hingga 25
Pemeliharaan dan Penyadapan Repong
Pohon damar dan pohon lainnya (buah-buahan) sudah dapat dipanen hasilnya.
Penyadapan pertama getah pohon damar dilakukan pada umur tanaman 20 tahun.
Pengetahuan lokal
Hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan alamnya terlihat dalam setiap aktifitas pengelolaan hutan/lahan dimana mereka sangat mengenali karakteristik lingkungannya seperti pengetahuan tentang kesuburan tanah,tentang vegetasi,iklim, perbintangan/astronomi hingga pengetahuan yang bersifat kepercayaan.
Adanya tumbuhan pisang hutan (gayau) dan bebadar sebagai petunjuk kesuburan tanah,munculnya bintang waluku (bintang tiga serangaki) tepat diatas kepala pada awal bulan Oktober sebagai petunjuk awal penanaman,serta dilakukannya ritual ngebalih atau nyanggur sebagai sarana memohon ijin dalam membuka lahan baru.
Keuntungan repong
Ekonomi
Lingkungan/ekologis
Konsep kebun yang menyerupai hutan alam memberikan keuntungan sebagai penahan longsor, degradasi lahan, pelestarian sumber ai dan tanaman lokal serta habitat berbagai jenis flora dan fauna khas di wilayah tersebut.
Sosial
Sosial berkenaan dengan hubungan-hubungan sosial budaya ketulungan dan bebelian yang memungkinkan petani membuka hutan dan mengelola lahan dengan bantuan orang lain. Pengakuan orang lain atas kepemilikan sebidang lahan yang ditandai dengan adanya tanaman dan tumbuhan pada lahan tersebut. Menghindarkan adanya kemungkinan munculnya pertikaian antar anggota masyarakat atas kepemilikan lahan.
Sebelumnya: Aksara Lampung
Selanjutnya : ORANG KRUI MENAKHLUKKAN DIPTEROCARPACEAE
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment